Selasa, 22 November 2011

sunyi…. tak ada yang tau kemana kau pergi hanya menyisakan gumpalan kepedihan merasuk dan menghancurkan nurani sepi……. tak ada lagi senyum yang merkah ketika mentari menyapa meluluhkan butiran-butran kegelisahan tapi…. aku masih disini menyaksikan smua yang terjadi hingga nyawa tak kembali

Pasang dan surut cintaku bukan hampa makna Cinta yg menguap bukan hilang begitu saja Terbang sekian lama bukan tanpa kepastian Pabila cinta telah penuh berhimpun Tercurah sedemikian rupa membentuk tujuh warna pelangi menawan Tanpa melukai siapapun bahkan apapun Mengalir pada garis garis perlintasannya Menjangkau setiap lapisan lapisan Menebar cinta tanpa pandang bulu Meresap melebur sejuta 
seiring rasa menembus hatiku lewat mata juga membuka anganku melihat seorang gadis bersimpuh di bangkuh itu tersenyum saat menatapku dari tingkah lakunya semakin jelas penglihatanku dialah yang selama ini ku cari yang selalu membayang di mimpiku 
Ada cinta di hatiku yang rapuh Ada rindu pada diri yang kian merindu Tentang kamu dan tentang rasa ingin memilikimu Ketika malam telah tiba Ku ukir nama mu pada nuansa rindu Agar kau tahu Cinta itu tulus untuk mu Dalam tiap untaian do’a malam ku Selalu ku sebut namamu dengan hati merindu Bayang senyum mu
Salahkah Aku bila terlalu mencintaimu? hingga hati ini rasanya tak mampu melupakanmu Mungkin di matamu aku tak pantas untukmu hingga kau berpaling meninggalkanku Semua tinggal kenangan yang tak terlupa mengakhiri kisah cinta kita DIrimu di hatiku sudah terlalu lama membuatku meneteskan air mata tiada yang dapat menggantikanmu bagai benih – benih cinta yang telah layu

Apalah Arti Cinta Jika hati ini Tak dapat terobati Begitu kejamkah cinta Hingga membuatku tak berarti Semua hanya tinggal mimpi Yang melukai hati ini Ternyata Cinta Tak selamanya indah Hingga mampu membuatku meneteskan air mata Cinta tak Selamanya bahagia hingga mampu membuatku menderita Mengapa Cinta dipertemukan Jika akhirnya tak mampu dipersatukan Tak ada lagi kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar